Rabu, 30 September 2009

SAJAK - SEKADAR DI PINGGIRAN

SEBUAH RUMAH

Sudah sekian lama
rumah tua
di pinggir bukit
terbiar kosong
tanpa gelak tawa dan tangisan anak kecil
tanpa leteren ibu di dapur
tiada lagi suara serak ayah
mengalunkan ayat-ayat suci
dan ucap salam hidangan selamat malam.
Ke mana perginya ayah bonda
yang mendewasakan rumah kita ?
Ke mana menghilangnya anak-anak
penerus harapan bonda ?
Rumah itu milik kita sebenarnya
yang berbudi bahasa, berjasa, berbudaya
namun pernahkah terfikir
untuk kita mengucapkan
terima kasih ?
Rumah papan atap rumbia di pinggir bukit
tidak lagi dikenang dan dikunjungi
kerana mereka sudah berjaya
memiliki rumah baru
kondominium mewah
di puncak bukit.
Mahayuddin Ibas

Lumut Perak
(Berita Minggu)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan